Jakarta, Harian Umum- Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, gempa berkekuatan 7,4 skala richter (SR) yang mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, dan sekitarnya pada pukul 17.02 WIB, Jumat (28/9/2018), diakibatkan aktivitas sesar Palu Koro.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktifitas sesar Palu Koro," ujar Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Sadly, saat memberi keterangan kepada pers di kantornya di Jakarta.
Ia menambahkan, berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dibangkitkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar (Slike-Slip).
Seperti diberitakan sebelumnya, gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang Donggala dan sekitarnya pada Jumat (28/9/2018) pada pukul 17.02.44 WIB. Gempa ini berpusat di kordinat 0.18 LS dan 119.85 BT pada kedalaman 10 km, berjarak 26 km utara Donggala.
Gempa yang getarannya terasa hingga Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara ini mengirimkan tsunami ke Palu dan Donggala, sehingga banyak kendaraan yang sedang melintas di jalan-jalan, tersapu, menghancurkan rumah-rumah, jembatan dan memutus jaringan listrik.
Warga Palu bernama Wawan memgatakan, di tempatnya ada tiga orang yang tewas, sementara BNPB melaporkan ada satu keluarga yang terdiri dari lima orang, hilang disapu tsunami.
Belum ada kabar korban tewas dari Donggala, namun rumah-rumah di wilayah ini juga dikabarkan banyak yang hancur.
Hingga pukul 22:00 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 33 kali gempa susulan dengan yang terkuat mencapai 5,9 SR, namun kekuatannya makin melemah. Terakhir tercatat hanya berkekuatan 2,9 SR (rhm)