Jakarta, Harian Umum- Politisi Partai Demokrat yang juga anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Huatahean, menuding Cawapres nomor urut 01 di Pilpres 2019, KH Ma'ruf Amin, memainkan isu SARA untuk mendulang suara pemilih dari warga Sumatera Barat.
Ia meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bertindak.
"Ma'ruf Amin: Orang Padang di Jakarta dukung 01, Masak di Sumbar Tidak? Saya lihat beberapa kali Pak Maaruf ini main SARA. Apakah @Bawaslu_RI akan biarkan Pemilu diracuni dengan politik SARA?" katanya melalui akun Twitter pribadinya, @Ferdinand_Haean, seperti dikutip harianumum.com, Kamis (7/2/2019).
Meski demikian ia juga mengingatkan Ma'ruf tentang adat orang Minang yang agaknya tidak dipahami Cawapres 01 itu.
"Lagipula Pak Yai, orang Minang Jakarta itu yang harus ikut Minang di Sumbar," katanya.
Cuitan Ferdinand ini disampaikan untuk menanggapi berita di sebuah media online yang memiliki judul sama dengan awal cuitannya, yakni "Ma'ruf Amin: Orang Padang di Jakarta dukung 01, Masak di Sumbar Tidak?"
Dalam berita tersebut, mantan ketua umum MUI itu dikabarkan berencana melakukan safari politik di Sumatera Barat pada hari ini dan Jumat besok (7-8 Februari 2019).
Ma'ruf mengungkapkan, Sumbar merupakan salah satu daerah terberat bagi kubunya dalam meraih kemenangan di Pilpres 2019. Ia pun berharap, setelah mendapat dukungan dari para perantau Minang di Jakarta, aliran dukungan dapat diikuti oleh masyarakat Sumatera Barat lainnya.
"Hari ini sudah dimulai (dukungan orang Minang), ini resonansinya akan sampai ke Sumatera Barat. Orang-orang Padang di Jakarta aja dukung 01, masa yang Sumbar tidak? Begitu, saya akan bilang di sana kami sudah dapat dukungan penuh dari orang Sumbar," katanya saat bersilaturahmi dengan masyarakat Minang pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin di Jalan KH Agus Salim, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2018).
Ma'ruf mengakui, sebagai salah satu daerah dengan basis Islam terkuat, pihaknya memerlukan strategi khusus untuk menarik perhatian masyarakat Sumbar. Karena itu, ia menyayangkan tes baca Al-Quran yang sempat digagas Ikatan Da'i Aceh batal dilakukan, padahal tes tersebut mampu menunjukkan kemampuan calon pemimpin dalam hal agama.
"Sayang tidak ada tes baca Al-Quran. Saya senang sekali kalau ada tes baca Al-Quran, supaya orang Padang tahu gitu lho yang bisa baca Al-Quran yang mana, yang tidak bisa baca Quran yang mana," katanya.
Atas statemennya itu, Cawapres 01 juga mendapat komentar tak enak dari akun @IreneViena.
"Maaf, Pak Kyai. indak ado urang Minang piliah Jokowi Maruf. Ado ciek duo, itu pun pasti si Malin Kundang anak durhako! Minang sadonyo piliah Prabowo - Sandi.
Seperti diketahui, sejak menjadi Cawapres bagi Presiden Jokowi, pernyataan-pernyataan Ma'ruf agar dia dan Jokowi mememangi Pilpres, memang kerap mengundang kritik dan tudingan.
Menjelang akhir 2018 lalu, dia sempat dituding menyebarkan hoaks karena mengatakan bahwa mobil Esemka akan dilaunching pada Oktober 2018, namun tak ada buktinya.
Pada 15 November 2018 dia bahkan dilaporkan seorang tunanetra dari Ikatan Tuna Netra Muslim Indonesia, ke Bawaslu karena dianggap menghina penyandang disabilitas.
Tuna netra bernama Yogi Matsuni melapor karena Ma'ruf mengatakan bahwa orang yang tidak mendengar maupun melihat prestasi Jokowi sebagai presiden adalah orang buta dan budek.
Pernyataan ini dianggap Yogi sebagai penghinaan terhadap dirinya dan rekan-rekannya, dan masuk tindakan diskriminatif yang melanggar pasal 280 ayat (1) butir c UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. (rhm)