Jakarta, Harian Umum - Nilai tukar rupiah kembali terkoreksi terhadap Greenback, menyusul kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 bps menjadi 6,25%, Rabu (24/4/2024).
Rupiah dibuka pada level Rp16.180/dolar AS pada Kamis (25/4/2024) dan langsung melemah.
Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10:00 WIB rupiah telah terkoreksi 63 poin atau 39% ke.level Rp16.218/dolar AS. Depresiasi ini menghapus penguatan yang terjadi satu hari sebelumnya sebesar 0,40% dan mulai mendekati level terpuruknya lagi sejak empat tahun yang lalu.
Kenaikan BI rate kemarin cukup mengejutkan pasar karena sebelumnya, BI mempertahankan suku bunga di level 6% selama lima bulan beruntun.
Dilansir CNBC Indonesia, Senior Ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Wisnubroto mengatakan, sebenarnya kenaikan ini merupakan langkah tepat BI untuk memitigasi pelemahan nilai tukar rupiah.
"Hal ini sudah sesuai dengan ekspektasi kami, namun memang di luar perkiraan konsensus. Saya merasa kenaikan ini lebih untuk memitigasi pelemahan nilai tukar Rupiah dan mencegah pelemahan lebih dalam lagi" katanya.
Menurut dia, kebaikan BI rate itu ully tidak akan berdampak terlalu besar bagi perekonomian, tetapi jika tidak dinaikkan justru akan lebih mengganggu stabilitas ekonomi.
"Dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi saya rasa tidak terlalu besar, justru apabila tidak dilakukan kenaikan, dan Rupiah terus melemah maka akan mengganggu stabilitas ekonomi secara keseluruhan" katanya.
Diakui, sejatinya suku bunga naik dilakukan guna menstabilkan nilai tukar rupiah, hanya sayangnya mata uang Garuda masih melanjutkan tren melemah yang menunjukkan bahwa pasar tidak secara langsung merespon efek naiknya BI rate. (rhm)